Review Film Drama Indonesia Melanchly Is A Movement (2015) - Akhirnya hadir juga film yang berkaitan tentang dunia
perfilman. Melanchly Is A Movement, adalah film yang disutradarai oleh Richard Oh.
Yang tentunya akan memberikan cerita yang sangat menarik dalam hal dunia
Perfilman. Karena tidak disangka-sangka dan tidak diduga-duga seorang pemeran
utama dalam film ini kembali ke jalan kebenaran atas dasar masalah yang tidak
diduga-duga.
Film ini adalah film yang diproduseri oleh Bernice Helena, yang merupakan produser hebat yang dalam film ini. Produser hebat inilah yang akan memproduseri jalannya film ini hingga sampai di depan mata penontonnya.
Film ini menghadirkan aktor kawakan Joko Anwar. Selain di kenal sebagai seorang aktor, Joko Anwa juga dikenal sebagai seorang sutradara. Berbicara tentang akting tentulah aktor kawakan ini tidak bisa diragukan lagi. Ya, namanya juga aktor kawakan yang sudah banyak sekali pengalaman, sudah pasti aktingnya bagus.
Selain itu film ini juga menghadirkan aktor yang juga tidak kalah jago dalam berakting. Dia adalah Ario Bayu, yang juga turut mengisi peran di dalam film ini. Berbicara tentang bakat akting, aktor yang satu ini juga tidak bisa di pandang sebelah mata. Karena aktor ini juga mempunyai akting yang rapi dan cantik.
Akting yang rapi dan cantik juga di miliki Fachri Albar. Yang juga di pilih sebagai aktor yang mengisi peran di dalam film ini. Dalam hal berakting, aktor yang satu ini juga cukup bagus dan begitu menarik. Karena dia juga sudah pernah memainkan film-film yang lainnya.
Hadir juga Karina Salim yang juga akan di minta untuk menunjukan bakatnya di dalam dunia akting. Karlina Salim juga termasuk pemain yang tidak bisa dipandang sinis dan sebelah mata. Karena akting dari pemain film yang satu ini juga cukup bagus dan juga menjiwai, sehingga sangat bagus untuk dinikmati.
Ada juga nama Alex Abbad, yang juga diminta untuk menunjukan bakatnya dalam bermain film. Aktor yang satu ini juga tidak bisa diragukan dalam hal berakting. Kini dia juga akan memainkan sebuah karakter atau peran di dalam film ini.
Hadir juga Amink, yang juga turut memeriahkan peran di dalam film ini. Dengan gayanya yang khas, aktor yang satu ini termasuk aktor yang berpengalaman di dalam dunia perfilman. Itu bisa di lihat dari pengalamannya yang sudah malang melintang di dunia perfilman.
Verdi Solaema juga turut memberikan keceriaan di dalam film ini. Verdi Solaema juga merupakan aktor yang berbakat yang di miliki Indonesia. Aktor yang satu ini adalah aktor yang cukup menarik karena mempunyai akting cantik.
Yang terakhir Renata Kusmanto, aktor yang akan memberikan akting terbaiknya di dalam film ini. Aktor yang satu ini juga tidak kalah dengan para aktor-aktor yang di atas. Dia juga mempunyai akting yang begitu bagus dan menarik.
Film ini di rilis pada 02 April 2015, yang di kemas dengan bahasa Indonesia. Yang tentunya siap untuk membuat para penontonnya terhibur. Film ini ber-genre drama, yang tentunya mempunyai cerita dramatis. Lalu sedramatis apa si film ini..?
Film ini adalah film yang yang bercerita tentang seorang produser. Produser tentu erat kaitannya dengan dunia perfilman, karena dia adalah yang memandu jalannya pembuatan film. Seorang produser biasanya akan memproduksi tema film yang memang dibutuhkan oleh para masyarakat. Tetapi berbeda di dalam film ini, yang sutradaranya tidak mau memproduksi film religi.
Dia memang tidak pernah dan tidak mau untuk memproduksi film religi. Alasan mengapa dia tidak mau membuat film religi si simple, karena film religi bukan jati dirinya. Dia mau meproduksi film apa saja tetapi tidak untuk film religi. Untuk itulah dia tidak mau memproduksi film religi.
Pada suatu ketika dia mengalami masalah terkait hutang sewa tempat. Dan hal tersebut membuatnya begitu gelisah dan pusing dengan masalah yang dihadapinya. Berkat masalah itu pula dia juga harus mengubur impiannya untuk membuat film ini lagi. Hingga pada suatu ketika masalahnya membawanya dalam pilihan untuk membuat film religi.
Masalah inilah yang akhirnya membuatnya secara tidak di sengaja memproduksi film religi. Dan akhirnya dia memproduksi film religi untuk pertama kalinya. Meski religi bukannya jiwanya tetapi akhirnya dia mau juga untuk memproduksi film religi. Ini semua tentu berkat masalah yang membawanya dalam pilihan.